bluesselamanya

bluesselamanya
puteh

Wednesday 8 June 2011

Penipu yang berhati mulia
Jenaka dan berhati baja
Dialah temanku sang bulat telur
Pemicu tawa yang suka mendengkur
Waktu tua telah mengajaknya berlalu
Hingga asin benar memori itu
Pendalamannya akan rasa
Yang lama kuanggap frasa
Ia memahat senyum
Dari hati kaum hawa
Hingga terlaksana
Ia tak segan terus terjaga
Dan mereka pun seakan lupa
Entah apa itu air mata
Namun tak ada kah yang hendak mengerti
Temanku itu mencari rasa
Yang terus ia jaga
Hanya demi seorang wanita
Tapi sebuah canda
Itulah kata dia
Bukan sebuah suka
Hanyalah sebuah dusta
Yang selalu ada
Untuk tawa kami semua
Tapi ia manusia
Yang hatinya pernah tak berdusta
Enggan terlihat air mata
Ia bersembunyi dalam dusta
Kini sang cinta meninggalkannya
Menimbun arti kata tanya
Entah bosan terbiasa
Atau yang lain telah ada
Tak sadar ia termenung
Topeng itu pun runtuh berbatu
Seakan telah berat ia berkarat
Adakah tawa mengajaknya
Aku pun tak tahu
Bukan bakat ku
Dia hanya berlalu
Pergi meninggalkanku
Aku tak mengerti
Adakah frasa itu mengubah rasa
Untuk dirinya, untuk diriku
Dan setiap kata ini pun bersatu
Menuliskan sendu
Milik kawan ku




Sang bulat telur
Pengukir senyum
Para wanita tak berhati itu…

No comments:

Post a Comment