bluesselamanya

bluesselamanya
puteh

Wednesday 8 June 2011

sahabat

Lima belas tahun memang bukan waktu yang singkat untuk kita dapat menuliskan makna diri
kita diatas kertas-kertas nasib.
Lima belas tahun juga bukan sejengkal waktu untuk kita bisa menceritakan siapa kita, apa
kita dan tujuan hidup kita.
Lima belas tahun juga bukan waktu sekilas untuk kita belajar memaknai kehidupan dan
mengabadikan kenangan dalam album-album masa yang telah lalu.
Lembaram demi lembaran kisah lama silih berganti merapat di pelabuhan hidup. Silih
berganti menurukan berbagai muatan kesan dan pesan untuk kita renungkan di masa yang akan
datang, menjadi obat duka kita dimasa senja.
Satu dari sobekan kecil lembaran itu kini melekat di dalam benakku. Sebuah kisah kecil
namun sarat makna telah kuletakkan sebagai api semangat didalam diriku.
Sebuah warna baru di dalam hidupku muncul empat tahun yang lalu .Dari tangan seorang
sahabat kucoba meraih segala impianku perlahan mulai kuangkat wajahku menengadah menatap
masa esok. Kukuatkan mataku untuk terus menatapnya lekat-lekat walau perih terasa
dikedua bola mataku dan air mata menggenangi wajah lusuhku. Kuhirup udara harapan dalam-
dalam dan kuhembuskan rasa pesimisku menjadi butir-butir embun yang membasahi tubuhku.
Pelan-pelan kucoba berdiri sekuat mungkin, walaupun kadang kaki ini tak mau menurut,
membuatku berulang kali jatuh. Namun kau ulurkan tanganmu, kau raih lenganku dan
mengangkatnya dengan sekali hentakan kuat yang membuatku berdiri tegak lepas dari
keterpurukanku.
Kau papah aku melewati jalan berbatu , dengan langkah terseok-seok kukuatkan niatku untuk
melewatinya. Saat peluh membasahi wajahku, kualihkan pandanganku kepadamu, dan kaubalas
menatap, sambil tersenyum kau mengusapkan tanganmu pada keningku, dan kurasakan embun
sejuk mengalir dalam tubuhku, lalu kembali kutatap esok dan kembali menyongsongnya.
Semakin lama semakin banyak pengalaman hidup yang telah kulihat di sekitar jalan geragal
ini menyapaku. Dan tanpa kau, mungkin akan kulewatkan pemandangan hidup itu lewat di
depan mataku. Tanpa kau, mungkin aku hanya menjadi penonton permainan matador, tanpa
pernah berpikir untuk menjadi pejuang di arena permainan nasib.
Dan setelah kaurasa aku cukup kuat menapakinya sendiri, kau lepaskan tanganmu dari
pundakku, dan kau membiarkanku berdiri dengan kekuatanku sendiri. Dan kau berkata,”Ini
adalah hidupmu, maka raihlah dengan hatimu”.Lalu kau berpaling menjauh dariku tanpa
menoleh ke belakang, meninggalkanku dan mencari jalan hidupmu sendiri.
Kini tinggal aku sendiri, tanpa teman.
Kadang aku tersungkur sampai lututku luka penuh darah, kadang aku menyanyi riang sambil
melompat-lompat girang. Kadang hening menyurutkan keberanianku, namun suaramu terus
menyulutnya supaya tak pernah padam.
Dan kini, tak terasa sudah lima belas tahun aku hidup mengarungi lautan perjuangan yang
tak kunjung padam. Aku sekarang mulai mengerti makna kehidupanku sendiri, aku mulai tahu
siapa aku, dan aku mulai kenal dengan sisi-sisi lainku, yaitu sisi yang rindu akan
kenangan.
Meski kinipun kau tak lagi menemaniku menangis bersama, namun kau tetap hidup dalam
bayanganku, kadang saat gundah menghampiriku, hanya dengan membayangkan tatapanmu yang
teduh, maka dapat kuraup kembali semangatku. Dan kadang kau masih saja mendatangi mimpi-
mimpiku, mengajakku kembali ke masa lalu dan saat aku terbangun, kudapati wajahku merona
merah dan aku siap menantang hidup sekali lagi.
Mereka semua berdatangan
Mereka mencoba membuatku tertawa
Mereka mengajakku bermain
Sebagian bermain untuk bersenang-senang dan
Sebagian untuk dikenang
Dan kemudian mereka pergi
Meninggalkan aku di tengah reruntuhan permainan
Tanpa tahu yang mana yang harus di kenang dan
Yang mana untuk sekedar bersenang-senang, dan
Meninggalkan aku dengan gema dari tawa
Yang bukan milikku
Lalu datanglah kau
Dengan caramu yang lucu,
Tidak seperti orang lain
Dan kau membuatku menangis tersedu-sedu
Dan tampaknya kau tidak perduli meski aku menangis
Kau bilang permainan sudah selesai
Dan menunggu
Sampai seluruh air mataku berubah menjadi
Kebahagiaan…………….

No comments:

Post a Comment